Editting Video

1. Pengertian
Editing adalah proses penyambungan gambar dari banyak shot tunggal sehingga menjadi kesatuan cerita yang utuh. Editor menyusun shot-shot tersebut sehingga menjadi sebuah scene, kemudian dari penyusunan scene-scene tersebut akan tercipta sequence sehingga pada akhirnya akan tercipta sebuah film yang utuh. Ibarat menulis sebuah cerita, sebuah shot bisa dikatakan sebuah kata, scene adalah kalimat, sequence adalah paragraph. Sebuah cerita akan utuh bilah terdapat semua unsur tersebut, begitu juga dengan film.
Seorang editor dituntut untuk membuat keputusan setiap saat. Dia menentukan shot mana yang akan dipakai, berapa lama shot itu akan dipakai, kapan sebuah shot harus dipotong, bagaimana urutan shot yang disusun, dan sebagainya. Sebuah awal adegan bisa saja dimulai dengan Establish Shot sebuah tempat kejadian, tapi bisa juga dimulai dengan Close Up aktor. Sebuah materi yang sama bisa menghasilkan banyak kemungkinan. Apalagi dikerjakan oleh editor yang berbeda. Jangan ragu untuk bereksperimen dalam menyusun shot-shot tersebut.
Untuk membantu menentukan keputusan-keputusan tersebut, ada tiga hal yang perlu diperhatikan. Antara lain:
1.    Fungsional, menentukan sebuah shot berdasarkan fungsinya. Sebuah shot lebar (Wide Shot) mempunyai fungsi yang berbeda dengan shot padat (Close Shot). Untuk menekankan sesuatu biasanya digunakan shot padat.
2.    Proposional, menempatkan sebuah shot sesuai dengan proporsinya. Panjang pendek sebuah shot haruslah proposional. Begitu juga dengan penentuan titik potong (cutting point) dari sebuah shot. Penempatan shot yang terlalu panjang akan membuat penonton menjadi bosan, meskipun shot itu sangatlah baik. Begitu juga dengan penempatan shot yang terlalu pendek akan membuat penonton tidak menangkap pesan yang ingin disampaikan.
3.    Struktural, menentukan struktur susunan shot yang dibuat. Struktur editing tidaklah harus berurutan dari a sampai z. Bisa saja strukturnya dimulai dari b-c-a-g-d dan seterusnya. Ini juga dikenal sebagai juxtaposition.
2. Editing Berdasarkan Media Rekamnya
1.    Editing dengan media seluloid. Editing dengan media seluloid secara fisik memotong dan menyambung pita seloluid.
2.    Editing dengan media video. Editing dengan melakukan proses copy dari satu pita video ke pita video yang lain. Menggunakan minimal dua alat yang berfungsi sebagai pemutar dan perekam (VTR, Video Tape Recorder). Editing seperti ini juga dikenal sebagai editing Deck to Deck atau Tape to Tape. Karena menggunakan alat analog, kemungkinan terjadinya penurunan kualitas sangatlah besar. Selain itu, kemungkinan pita tergores (scratch) juga besar dikarenakan terlalu seringnya pita kita diputar.
Saat ini hampir semua proses editing dilakukan dengan menggunakan komputer. Semua materi terlebih dahulu ditransfer (capture/digitize) ke dalam komputer, baru kemudian dilakukan proses editing. Untuk ini diperlukan seperangkat komputer multimedia dengan video capture card (firewire card apabila menggunakan video digital) dan software editing. Saat ini banyak sekali software editing yang beredar di pasaran. Yang paling sering digunakan dalam dunia profesional untuk Digital Video (DV) adalah Pinacle Studio®, Adobe Premiere Pro® dan Final Cut Pro®.
3.  Software – software yang digunakan
                     Di LPP TVRI ada 3 software editing yang digunakan, ialah :
1.    Adobe Premiere
Software keluaran Adobe ini terbilang cukup handal dalam urusan editing video. Terbukti banyaknya orang yang masih setia menggunakan jasanya. Software ini jugalah yang menjadi materi pelajaran di sekolah – sekolah kejuruan multimedia. Kelebihan software ini adalah banyaknya plugin yang tersedia guna menunjang editing.
Kelemahan : cenderung berat sehingga membutuhkan spesifikasi kompuetr yang tinggi dan banyaknya terdapat sampah sehingga cepat memakan space hardisk
2.    Pinacle Studio
Software ini sangat mengutamakan ketepatan dan kecepatan, jadi untuk pengeditan sebuah berita, tak heran tampilan area kerjanya pun terlihat besar dan jelas agar memudahkan user. Effect video maupun transisi tidak tersedia banyak, konon software ini banyak digunakan dalam dunia perfilman kecuali holywood yang high budget.
Kelemahan : ketika import materi, diperlukan waktu yang cukup lama untuk sekedar conform ditambah tools editing yang rumit. Cukup merepotkan jika kita tidak hafal dengan shortcut yang tersedia, namun jika shortcut sudah diingat diluar kepala dijamin kecepatan dan ketepatan tiada banding.

3.    Final Cut Pro
Software besutan Mac OS ini benar - benar memanjakan penggunanya yang ingin membuat karya menarik tanpa harus memutar otak dan memeras keringat. Bayangkan Mac OS mengobral efek atau template gratis plug and play. Begitu banyaknya pilihan efek ataupun transisi yang tidak ndeso, sehingga pemula pun sekejap menjadi profesional editor. Bagi yang terbiasa menggunakan Adobe Premiere pasti tidak sulit beradaptasi dengan software ini, karena cara kerja dan layout yang hampir sama. Ketika import file tidak ada sama sekali loading conform. Dengan spek standar Mac, software ini terbilang cukup bandel dengan akses export movie yang sangat cepat.
Kelemahan :
Tampilan interfacenya terlalu kecil, apabila belum terbiasa dan ia mungkin mempunyai penyakit mata mungkin akan kesulitan mengoperasikan.
TIPS
Posisikan diri kita sebagai penonton setelah kita selesai mengedit sebagian atau seluruh film kita. Tanyakan pada diri kita apakah pesan yang ingin disampaikan bisa diterima atau tidak. Mintalah bantuan orang lain untuk menonton hasil kita untuk membantu mengurangi penilaian kita yang terlalu subyektif. Tanyakan juga kepada mereka apakah pesan yang mereka terima, apakah sudah sama dengan pesan yang ingin kita sampaikan.

Komentar